ELEKTRO STIMULATOR SEBAGAI ALAT
TERAPI SYARAF
Selama berabad-abad listrik telah
banyak digunakan untuk mengatasi berbagai jenis rasa sakit, dan bahkan pelopor
jenis treatment seperti ini sempat disebut “charlatans” atau yang dalam bahasa
Indonesia disebut dengan “dukun klenik”. Bukti sejarah menunjukkan bahwa bangsa
Mesir telah menggunakkan belut listrik dalam pengobatan sejak 2500SM. Tabib
Roma, Scribonus Largus mendokumentasikan laporan penggunaan belut listrik dalam
pengobatan pada 46SM (Kane dan Taub, 1975).
Selain itu beberapa studi yang dilakukan memang membuktikan bahwa
listrik bisa mengurangi rasa sakit yang akut maupun kronis. Impuls elektrik
juga dapat menyebabkan kontraksi otot, dan peristiwa ini dapat dimanfaatkan
sebagai latihan otot (bagi otot yang lemah) dan juga pengolahan rasa sakit.
Terapi elektrik atau disebut juga dengan elektroterapi merupakan metode terapi suatu penyakit atau gangguan kesehatan dengan menggunakan sinyal elektrik sebagai sarana pengobatan. Saat ini elektroterapi sedang berkembang di dalam dunia medis dengan berkembangnya metode Transcutaneous Electrical Nerve Stimulation (TENS), Microcurrent Stimulation, Galvanic stimulation, iontophoresis, electroacupuncture, dan sebagainya.
Peningkatan permeabilitas sel terhadap ion Natrium akan diikuti dengan peningkatan permeabilitas terhadap ion Kalium. Energi dibutuhkan untuk terjadinya proses ini di dalam serat otot. Ketika stimulus lokal diberikan ke dekat membran yang mengitari, perubahan terjadi pada konduktansi ionik membran, yang cenderung memulihkan potensial saat istirahat (resting potential) bahkan jika stimulus tetap ada. Dengan demikian potensial membran sel terbentuk kembali dan tingkat rasa sakit berkurang secara nyata. Pada titik ini sel dapat memasuki fase regenerasinya. Secara normal, sel saraf beroperasi secara elektrik, menggunakan aliran ion bermuatan positif melalui air sebagaimana rangkaian elektronik menggunakan aliran elektron yang bermuatan negatif melalui konduktor logam. Ini berarti bahwa penerapan arus listrik di luar dapat mempengaruhi neuron.
Regenerasi adalah serangkaian
reaksi-reaksi endothermal dan elektrokimia. Ini berarti bahwa sejumlah listrik
yang kecil dibutuhkan oleh sel untuk menyediakan energi sebagai catu daya
proses regenerasi. Tubuh secara normal mengandung energi yang lebih dari cukup
untuk menghasilkan efek yang diinginkan ini. Setelah tubuh menerima terapi
bioelektrik, terdapat input elektronik ke dalam berbagai titik yang mengatur
fungsi sel dan sistem neuromuskular tubuh. Pemakaian glikogen jaringan otot
meningkat dan kandungan asam amino otak juga meningkat. Pada waktu yang sama,
aktivitas beberapa enzim di dalam jaringan menjadi lebih kuat. Perubahan ini menunjukkan bahwa terapi
dapat mendorong proses metabolisme jaringan dalam pergerakannya membantu
menyegarkan kekuatan resistansi tubuh, sehingga mendorong pemulihan jaringan
yang rusak. Salah satunya studi preklinis telah menunjukkan bahwa penerapan
eksternal stimulator elektrik arus mikro dapat:
·
Menyebabkan migrasi epitel dan fibroblast ke dalam daerah luka
·
Meningkatkan konsentrasi ATP di dalam jaringan
·
Meningkatkan sintesa protein dan DNA
·
Mempercepat penyembuhan jaringan lunak atau borok
·
Mempercepat pemulihan jaringan saraf yang rusak
·
Memperlancar peredaran darah